Priyo Dukung Kemerdekaan Palestina
Priyo Budi Santoso, Ketua Delegasi DPR RI menyampaikan solusi yang terkait mengenai konflik Israel-Palestina, Priyo menyatakan, Delegasi Indonesia mengecam tindakan Israel menduduki tanah Palestina yang telah menyebabkan bencana kemanusiaan, kehancuran ekonomi dan degradasi sosial yang tidak hanya mengecam proses perdamaian kawasan, tetapi juga membahayakan keamanan internasional.
“Langkah awal yang kami usulkan adalah menjadikan keanggotaan penuh Palestina di UNESCO sebagai momentum positif untuk mendorong keanggotaan penuh Palestina di PBB dan lembaga-lembaga internasional lainnya. Dukungan kolektif seperti ini akan memperkuat proses untuk mencapai tujuan bersama mewujudkan negara Palestina yang merdeka,”tegas Priyo dalam pidatonya pada konferensi PUIC ke 7 Palembang, Sumsel, Senin (30/1).
Priyo menambahkan, dukungan Indonesia terhadap kedaulatan, kemerdekaan, keutuhan wilayah dan persatuan nasional termasuk di Timur Tengah maupun Afrika Utara. “Perkembangan politik di Timur Tengah dan Afrika Utara merupakan wujud meningkatnya ekspektasi dan partisipasi masyarakat untuk membangun sebuah pemerintahan demokratis melalui transisi damai,”jelasnya.
Delegasi Indonesia meminta seluruh Anggota Parlemen PUIC untuk mendukung transisi politik di dunia Islam yang berlangsung inklusif, tertib dan damai sehingga memenuhi aspirasi rakyat melalui proses politik yang transparan dan kredibel.
Masalah terorisme juga tidak luput dari perhatian Delegasi Indonesia. Delegasi Indonesia percaya bahwa terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, dilakukan oleh siapapun, dimanapun, dan untuk tujuan apapun merupakan salah satu ancaman paling serius terhadap perdamaian dan keamanan internasional.
“Kami mendorong Anggota Parlemen PUIC untuk mengambil langkah-langkah preventive untuk menangani akar penyebab terorisme, termasuk diantaranya penyelesaian konflik berkepanjangan serta pendudukan asing,”jelasnya.
Priyo meyakini, solusi untuk menyelesaikan akar penyebab terorisme dapat diselesaikan dengan perkembangan demokrasi, mempromosikan pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan dan penghormatan hak asasi manusia serta supremasi hukum untuk mencapai kesejahteraan rakyat berdasarkan kehidupan yang berkeadilan dan harmonis.
Selain itu, dalam pidatonya Priyo membahas pula mengenai maraknya diskriminasi dan pelanggaran hak-hak pekerja migran, khususnya perempuan pekerja migran, dan anggota keluarga mereka.
“Delegasi Indonesia mendukung Pelaksanaan Rencana Aksi OKI untuk Kemajuan Perempuan serta mendesak Anggota Parlemen PUIC untuk bekerjasama dengan pemerintah mereka dalam menyediakan akses hukum dan peradilan serta sumber daya dan solusi-solusi atas permasalahan yang dihadapi pekerja migran yang haknya telah dilanggar, termasuk perlakuan diskriminatif dan permasalahan tidak dibayarnya ataupun rendahnya gaji yang mereka terima,”katanya.
Dalam akhir pidatonya Priyo mengatakan, PUIC akan berkontribusi kepada perkembangan kondisi Ummah dan masyarakat global di masa-masa yang penuh tantangan. “Saya percaya bahwa Konfrensi PUIC yang ke-7 ini akan menjadi kesempatan untuk menguatkan momentum konsolidasi yang dapat menghasilkan solusi kongkrit bagi permasalahan-permasalahan Ummah,”pungkasnya.(ra)